Sabtu, 26 Mei 2012

Ingin Hujan_(Part 6>Sampai Bintang Sirius Jadi Indah Kembali)

Suasana ruangan yang sempit tapi menyenangkan__
Sebuah komputer yang hampir tidak pernah dimatikan masih setia duduk tangkas di sudut kanan__
lukisan Bung Karno masih menggantung rapi di tembok dengan cat berwarna hijau yang sudah terlalu kotor namun tidak pernah diganti...
terpal berwarna hijau yang setia di injak, diduduki, dan ditiduri..
juga surat kabar dari terbitan tempo dulu sampai terbitan terbaru,
koran-koran itulah yang jadi teman paling akrab bagi Indi di ruangan itu,
bukan untuk dibaca, melainkan___dibuat menjadi perahu kertas dari yang ukurannya besar sampai yang kecil..
Semua masih dengan letak yang sama__tidak ada yang menggesernya selama 2 minggu ia tidak menginjak tempat itu..
seulas senyum puas pun melengkung indah di wajahnya..
alasannya tentu saja karena setiap sisi, setiap sudut ruangan itu menyimpan kenangan-kenangan yang pastinya tidak akan pernah dilupakannya..
pernah__tempat itu pernah dihindarinya, tapi hari itu...ia merindukan segala suasana yang ramah dan nyaman di ruangan itu..
dan ia menyadari, terlalu konyol menghindari tempat yang tidak pernah bersalah apapun padanya..

Pelan ia duduk di depan komputer, menyentuh mouse dan membuka folder demi folder, ia juga tidak tahu benar..folder apa yang sedang ia cari, mungkin hanya sekedar mengisi waktu nya di tempat itu...
Tiba-tiba saja sebuah elusan tangan yang terasa tidak asing menyentuh ubun-ubunnya..
ia berbalik, dan benar__itu Fathan__
menengadah dan mendapati senyuman khas laki-laki yang sesungguhnya memang sangat ia rindukan...
berbagai perasaan yang campur aduk menyusup begitu saja di benaknya..
detakan jantung yang semakin memburu kembali terasa begitu aneh...
"semoga dia tidak pernah mendengar detakan yang selalu saja sama setiap kali melihat senyumannya..", gumamnya dalam hati.


"Kau terlihat agak gemukan..", kata Fathan terlihat basi-basi
"Benarkah?"
"Hemm..., kau juga terlihat___makin manis"
"Haha..tentu saja"
"Kurasa...kau sudah dewasa sekarang...hahahaha"
"Maksudmu? aku memang sudah bukan anak-anak lagi"
"Kau terlihat tampak lebih tenang"
"Tidak juga!"
"Baiklah, coba berbalik sebentar saja ke arahku"
"Tidak, aku sedang mencari sesuatu"
"Kau benar-benar beda setelah___dua minggu tidak bertemu, kenapa kau baru datang?"
"Benarkah dua minggu? Kurasa tidak selama itu"
"Kau mau mengelak sekarang"
"Aku___ah, banyak sesuatu yang harus kukerjakan"
"Apa saja?"
"Tugas-tugas dan hal-hal lainnya"
"Baiklah__"
Indi mencoba menguasai perasaannya sendiri, menarik nafas pelan dan berbalik ke arah laki-laki yang selalu berhasil membuatnya terlihat bodoh itu..
tidak ada yang bisa dikatakannya, bahkan untuk sempat berpikirpun tidak bisa__
ia memutuskan untuk kembali berpura-pura mencari sesuatu di komputer itu...
ia tidak ingin menjadi goyah lagi__

Fathan beranjak keluar ruangan, petikan-petikan gitar pun mengalun merdu di balik tembok ruangan itu,
Laki-laki itu mulai bernyanyi mengikuti petikan gitar,

Dimana kau selama ini
Bidadari yang ku nanti
Kenapa baru sekarang
Kita dipertemukan
Sesal kan tiada arti
Karna semua tlah terjadi
Kini kau tlah menjalani,Sisa hidup dengannya
Mungkin salahku melewatkanmu
Tak mencarimu sepenuh hati
Maafkan aku
Kesalahanku melewatkanmu
Hingga kau kini dengan yang lain
Maafkan akuTak berulang kembali
Kau tak akan terlewati
Segenap hati ku cari,Dimana kau berada
Walau ku terlambat
Kau tetap yang terhebat
Melihatmu, mendengarmu
Kau lah yang terhebat


Perasaan itu kembali bergemuruh di hati Indi, rasa rindu yang berusaha dilupakannya kembali membuncah..
"Kau tetap yang terhebat
melihatmu, mendengarmu
kau lah yang terhebat"
kalimat itu___Indi mengucapnya ulang dalam hati___Fathan terlalu hebat, bahkan untuk melupakannya butuh tenaga yang lebih banyak dari biasanya....
Jika saat itu hujan___ia pasti sudah berlari menyusup ke dalam tetesan-tetesan itu dan menangis sejadi-jadinya di sana,
bukankah hujan bisa sembunyikan tangis?
tiba-tiba saja__ia ingin hujan segera turun, tapi tampaknya langit tengah bersenang-senang dengan matahari yang tampak angkuh memamerkan sinarnya yang garang...
Entah ingin menangis karena apa?
perasaan yang campur aduk telah mengubahnya kembali jadi gadis yang rapuh....
Fathan tidak pernah tahu, betapa ia telah berkuasa di hati gadis itu...
ia tidak pernah tahu ketika gadis itu berusaha meredam detakan jantung yang berdebar begitu cepat ketika melihat senyuman yang tepat tertuju padanya__
ia tidak pernah tahu ketika gadis itu harus menangis sejadi-jadinya di bawah bantal karena memaksa membuat rasa rindunya pergi__
bahkan ia tidak pernah tahu ketika gadis itu harus kecewa setiap kali menatap langit tapi bintang sirius tidak pernah ada lagi untuknya sejak kekecewaan itu menyusup dan enggan pergi__

Aku belum menceritakan tentang penyebab kekecewaan itu__kurasa...Indi belum siap untuk berbagi denganku..mungkin butuh waktu lagi untuk menceritakannya__
aku menunggu__dan pasti akan kubagi dengan kalian...




1 komentar:

  1. Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
    tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

    BalasHapus

design by Nur Mustaqimah Copyright© All Rights Reserved coretankeciliemha.blogspot.com