“Apakah ada yang tahu
bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu. Aku
memang baru mengenalnya, tapi rasanya aku sudah mengenalnya seumur hidup. Dan
tiba-tiba saja aku sadar dia telah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupku. Aku tahu namanya pada pertemuan kami yang ketiga. Salah seorang temanku
memperkenalkannya kepadaku. Selama ini aku tidak pernah percaya pada yang
namanya kebetulan, tetapi ini seperti takdir. Karena akhirnya aku mendapat
kesempatan mengenalnya. Saat itu juga aku memutuskan akan mencoba
keberuntunganku. Sudah tiga kali aku bertemu dengannya tanpa sengaja—tentu saja
saat kubutuhkan dalam hidup ini, kenyataan berteriak di telingaku dia juga
satu-satunya orang yang tidak boleh kudapatkan. Kata-kataku mungkin terdengar
tidak masuk akal, tetapi percayalah, aku rela melepaskan apa saja, melakukan
apa saja, asal bisa bersamanya. Tetapi apakah manusia bisa mengubah kenyataan? Satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang adalah keluar dari hidupnya. Sekarang...
Saat ini saja... Untuk beberapa detik saja... aku ingin bersikap egois. Aku
ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta
latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, atau harapan, aku ingin mengaku. “Aku
mencintainya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar